Cerita Pengalaman seorang mahasiswi asal kota bogor pelaku kawin kontrak

Dketik.com| Seorang mahasiswa menceritakan terang-terangan tentang praktik prostisusi yang berkedok kawin kontrak diwilayah puncak, sebut saja namanya menli, berawal sering menemani temanya yang mendapat klien akhirnya ia tergiur dengan mahar yang ditawarkan, pertama kali ia melakoni praktik kawin kontrak menerima mahar seharga RP. 50 juta yang dibagi dengan mucikari 10 juta selain itu dia mendapakan nafkah harian sekitar Rp.750 Ribu per hari.
Sampai saat ini mila tidak bisa meninggalkan parik kawin kontrak yang ia lakoni, menurutnya saat pertama kali ia mendapatkan tawaran mahar Rp 50 juta serta uang harian Rp.750 Ribu perhari pada tahun 2015 tergolong cukup besar karena pada waktu itu ia masih berumur gadis.

Selama ia malkoni kawin kontrak biasanya menghabiskan 2 pekan sehingga berdampak pada kuliahnya terhambat hingga 6 tahun belum selesai, mila untuk melakoni kawin kotrak ini harus mengambil cuti 1 semester dalam setahun, saya mengambil cuti kadang awal atau diakhir tergantung ramainya pengunjung wisatawan asing tutur mila.

Menurut mila untuk untuk menjadi istri kontrak tidak harus cantik dan seksi namun cukup menarik dan mau mengikuti ke inginan si suami, jika kita bisa memberikan sevice yang memuaskan suami maka hati suami akan luluh dan apa yang kita inginkan bisa terwujud seperti beli mobil, rumah bahakan dibelikan rumah.

Namun untuk mendapatkan semua itu dia harus berhubugan setiap hari, dalam sehari bisa sampai 2 hingga 3 kali, menurut pengalam pertamanya dia sampai sakit karena melayani suaminya untuk berhubungan.

menurut informasi yang dikutip di tempo, warga asing mereka bersedia untuk membayar Rp. 500 Ribu hingga Rp. 1juta 00 Ribu perhari untuk wanita yang mau di kawin kontrak..

dari hasil praktek kawin kontrak yang ia jalani sehinga ia dapat membiayayai kuliah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain itu ia juga bisa mengirim uang untuk orang tuanya di kampung,

memang awal mulanya mila merantau untuk bekerja, namun berawal dari sering menemani temanya yang mendapat bookingan dari ornag asing sehigga ia mulai tergiur dengan pendapatan itu.

dia mengatan jika pelanggan praktik kawain kontrak ini tidak hanya dari orang timur tengah, namun warga eropa dan asia pun juga ada. bahkan hingga saat ini pelanggan kawin kontrak ada yang dari indonesia sendiri.

Kawin kontrak yang namanya mencuat ini sebenarnya adalah perbutan imigran yang nakal, karena kawin kontrak juga akan menrugikan sipihak perempuanya, selain itu akan berdamapak banyaknya anak yang dihasilkan praktik kawain kontrak yang terlanra dan tidak diurus oleh orang tuanya.

awal mual kawin kontrak ini sudah ada sejak tahun 1990 yang pada waktu itu para imigran timur tengah yang berlibur ke wilayah puncak sebagai tempat surga dunianya, selain ia berlibur ia sempat menanyakan kepada sorpir yang melayaninya tentang wanita yang bisa dikawin kontrak, sehingga berawal dari itu semua munculah kampung arab.

karena menurut agama dan peraturan UUD kawin kontrak sangat merugikan dan memang dari sisi agama adalah larang pemerintah bogor mulai mentertibkan praktik kawin kontrak sejak tahun 2012 hingga 2015.

namun usaha pemerintah tersebut tidak bisa menghilangkan hingga akarnya pasalnya meskipun saat ini sudah tidak ada kampung arab atau praktik kawing kontrak namun jenis prostisusi yang berkedok kawin kontrak ini sudah bergeser ke wilayah kampung-kampung.

Menurut beberapa informai jika banyak imigran asing yang tinggal dirumah warga dengan mengontrak bertahun-tahun yang seharunya mereka ditampung secara legal oleh pemerintah. dan informasi ini juga dibenarkan oleh seorang sopir yang kerap melayani imigran asing.

dia mengatakan memang untuk saat ini kampung arab sudah reda namanya namun sekarang sudah bergeser ke wilayah kampung selain itu praktik prostitusi di puncak ini masih banyak sekali, karena masih banyaknya para imigran asing yang selalu menanyakan wanita yang bisa diajak ke vila temap ia tinggal.